Sabtu, 07 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » MOVE ON IS TIME

MOVE ON IS TIME

MOVE ON IS TIME
oleh: Lelie Liana

But somewhere down the road
Our roads are gonna cross again
It doesnt really matter when
But somewhere down the road

Cerpen Move On
Jenny masih asyik dengan pikirannya ketika handphone nya berbunyi. Nomor itu sudah kesekian kalinya menghubunginya sejak kemarin. Dari kode negaranya, Jenny tau itu nomor Bobby. Ini tahun kedua Jenny di bangku kuliah, berarti sudah hampir 2 tahun ia berusaha melupakan Bobby. Sungguh, dalam hati Jenny pengen banget ngangkat telpon itu trus bilang ke Bobby “hey Bobby, I miss you so much more than anything“ and then JLEB! Itu sama aja dengan menjatuhkan harga dirinya.

“ Jen, lo au sampe kapan ngehindar dari Bobby? semakin lo ngehindar makin susah buat lo ngehapus dia dari pikiran lo“ Dina nyoba kasih saran

“ Gue bukannya ngehindar Din, cuman, tiap ketemu atau ngingat dia gue ngerasain sakit Din. Gue pengen ngomong dan bilang ke dia kalo gue sayang sama dia, tapi gue juga sadar diri pasti dia ga bakalan ngerespon “

“ ya iyalah, terakhir lo chat sama dia kan cuman bilang hi, how are u, how is life, dan berakhir nothing. Chat end. Gimana lo mau bangun komunikasi baik lagi sama dia “

“ gue ngerti Din, gue ngerti... ngomong sih mudah, coba aja lo di posisi gue. Lo enak, Erick tinggal satu kota, komunikasi lancar, pacaran udah 3 tahun. Lo ga bakalan ngerti gimana rasanya jadi gue Din “

“ hufftttt... Jen, semua orang juga pernah ngerasain yang loe rasain. Yang patah hati di dunia ini banyak Jen, itu sebabnya lagu – lagu mellow pada laris. Saran gue, cari pengganti Bobby “

“ ga semudah itu Din “ Jenny berlalu.

Apa sih yang ada dipikiran gue. Emang cowok langka banget ya sampai–sampai ngelupain satu orang aja susah banget. Mending ya kalo dia baik ke gue, lha ini dia nyakitin gue. Aish, gue bikin semuanya complicated. Sepanjang jalan menuju rumah, Jenny sibuk dengan pikirannya sendiri. Jatuh cinta mudah banget sih, kayak bikin cerpen. 45 menit, DONE. Yang susah itu ngehapus lukanya, persis kaya nyari ide. Bentar–bentar ilang, bentar–bentar datang. Argggggg

Tiiiiittttttttttttttttttttttttttt. Hampir saja Jenny menabrak pengendara motor didepannya. Ini orang naik motor persis kaya main game aja deh, suka–suka dia!

“ Woii, kaya banget lo sampe mau ganti nyawa gue! “ si pengendara turun dan menghampiri mobil Jenny
Jenny gugup, tapi juga kesel. Si pengendara membuka kaca helmnya.

Kece–kece matanya picak. Masa serobot sana sini, tapi ga berani gue marah sama dia. Badannya kekar banget mirip petinju.

“ Maaf mas ya maaf, saya yang salah. Tadi saya sedikit ngelamun. Mas ngga apa–apa kan? Kalau ada yang lecet supaya dibawa ke rumah sakit. “

“ Gue ngga apa–apa “ Si cowok berbadan kekar tersebut langsung berbalik badan, tak peduli tatapan orang – orang di sekitar. Bruuummm, kembali melaju dengan motor gedenya ( dibaca: hampir tertabrak mobil Jenny ).

“ psttt mirip kaya di FTV gitu ya, si cewe mau nabrak, jatuh cinta, jadian deh “ Bisik salah seorang penonton lokal.
Jenny kembali memasuki mobil dengan senyum kecut, alias malu besar. Diliatin orang–orang, minta maaf ga ditanggepin, trus dibisik–bisikin mirip sinetron lagi sama si penonton. Hidiiih.

Sampai dirumah, Jenny mandi, and then take a nap. Sorenya ia mendapati e-mail dari Bobby. Dia masih inget e-email gue, hmmm coba aja... dia masih inget kalo dia juga pernah sayang sama gue. Ups, idih apaan sih gue.

Jenny membuka e-mail. Attactment file, downloading.
Barry Manilow - Somewhere Down The Road, playing.
Jenny tertegun mendengarkan lagu itu. Jenny memutar berulang–ulang.

We had the right love
At the wrong time
Guess I always knew inside
I wouldnt have you for a long time


Those dreams of yours
Are shining on distant shores
And if theyre calling you away
I have no right to make you stay


But somewhere down the road
Our roads are gonna cross again
It doesnt really matter when
But somewhere down the road
I know that heart of yours will come to see
That you belong with me


Sometimes goodbyes are not forever
It doesnt matter if youre gone
I still believe in us together
I understand more than you think I can
You have to go out on your own
So you can find your way back home


But somewhere down the road
Our roads are gonna cross again
It doesnt really matter when
But somewhere down the road
I know that heart of yours will come to see
That you belong with me
Letting go is just another way to say
Ill always love you so


We had the right love
At the wrong time
Maybe weve only just begun
Maybe the best is yet to come


Cause somewhere down the road
Our roads are gonna cross again
It doesnt really matter when
But somewhere down the road
I know that heart of yours will come to see
That you belong with me

Dengan cepat Jenny log in ke ym nya. Sudah dua tahun ym itu ga dipake sejak dia ngehindar dari Bobby. Bermunculan offline message dari Bobby yang ga pernah Jenny check selama 2 tahun. Dan bener, Bobby sedang online. Jenny sengaja tidak menyapa, dengan alasan gengsi.

“ hi, Jenny ? “ Chat Bobby muncul dengan segera

“ oh, u, hehe yup I’m “ Jenny membalas dengan sok kaget

“ Apa kabar ? I miss you  kemana aja kamu selama ini, aku udah nyoba ngehubungin kamu, tapi ga pernah bisa  “

“ aku sibuk kuliah, hehe “ Jenny senang sekaligus teteepp, jaga gengsi.

“ I sent you a song to your e–mail. Itu usaha terakhirku menghubungimu ditengah keputusasaan. Have you got it? “

“ Iya, makasih ya  “ Masih sok gengsi Jenny membalas.

“ Aku merindukanmu Jen, maafkan aku yang egois dulu. sekarang aku sadar, dan aku nyesel  please be my baby <3 “

Deggg ! kepala Jenny serasa disiram air panas, digoreng, trus disobek–sobek secara rakus mirip ayam kalasan (ihiw lebay, hihii )

“ Sorry I have to go, mom calling “. EXIT. Jenny langsung mematikan Lenovo kesayangannya.

Setelah sekian lama, dia begitu mudah bilang itu. Dia ga tau penderitaan gue disini, tiap hari galau seolah–olah gue cewe paling ga laku dikampus. Tiap hari harus denger komen–komen para sahabat gue yang juga usah cape ngeliat gue ngegalau. huuuffttt 
Jenny merebahkan badannya, dan tertidur lagi.

“ Non, bangun non. Ada telpon “ Bi Nyot, membangunkannya pelan.

“hoaammm, siapa bik? “ Jenny membalik badannya.

“ Bobby non. Tadi bibik sudah bilang kalau non sedang tidur, tapi dia masih ngotot non “ Bik Nyot menjelaskan dengan pelan.

“ Ditutup aja ya bik, tolong “

“ Baik non “ Tanpa bertanya lagi Bik nyot melaksanakan perintah.

In the early morning...

“ Din, sekarang gue siap move on “ Jenny tampil beda, cantik, dan wajah berseri–seri hari ini.

“ Serius lo? Muka lo beda banget, lebih fresh deh. Aha! jangan bilang lo udah punya gebetan baru “ Dina menebak sotoy

“ yee, bukan. Gue udah siap buat lupain Bobby dengan senyuman. “

“loh ?”

“ iya Din, ternyata galau gue yang berlebihan selama ini disebabkan rasa penasaran gue tentang perasaan Bobby. Gue terlalu ngarep Bobby balikan sama gue, dan penasaran gue semakin menjadi gara–gara dia ga bales cinta gue. Lo tau nggak? tadi malem dia telpon gue dan ngajak balikan. Sejak dia ngomong gitu, langsung plong deh gue. “

“ Jadi lo udah puas nyakitin dia ?”

“dia ga bakalan tersakitin kok Din, tenang aja. Ga ada seorangpun yang bisa nyakitin dia selain diri dia sendiri. Dia bakalan ngerasa sakit ketika dia bener–bener sayang sama gue, bukan karena gue, tapi karena rasa dia. So, he have to control his feeling. Intinya sih gitu Din “

“ Ciye, yang udah siap move on “

“ Iya dong. Gue udah siap sejalannya waktu. Sekarang gue harus cari yang baru, new story. Tapi, siapa tau aja ya Bobby jodoh gue yang tertunda, uppsss “ Jenny terkikik, Dina mendelik galak ke arahnya.

Jenny mengambil handphonenya, new message, to : Bobby .
Sorry for last night. Lagu yang kamu kirim, mewakili rasaku saat ini. Aku bertemu dengan orang yg tepat di waktu yang salah. Wish someday I will meet you in the right time 
Sent !

Jenny tersenyum. Move on is time 


Fb : Lelie Liana
https://twitter.com/LelieLiana
http://lelieliana.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar